Minggu, 16 Juni 2013

Mike Mohede - Mampu Tanpanya


Sejuta bintang di angkasa,
terangi hati yang redup ini
sendiri ku berteman sepi
berharap mampu lalui semua ini
tersenyum ku tak mampu
hilang semua dayaku

cinta pegang tanganku ini
ku tak mampu bertahan lagi
dalamnya luka hatiku
cinta genggam tanganku ini
dan yakinkan bahwa diriku
mampu berjalan
meskipun tanpanya

menahan perihnya batinku
mencoba untuk melangkah lagi
berdiri di hadapan pelangi
berharap mampu mencinta sekali lagi

tersenyum ku tak mampu
terdiam dan membisu
cinta pegang tanganku ini
ku tak mampu bertahan lagi
dalamnya luka hatiku

cinta genggam tanganku ini
dan yakinkan bahwa diriku
mampu berjalan
meskipun tanpanya

meski aku terjatuh,
ku coba berdiri,
oh... cinta genggam tanganku
Ho......

Sabtu, 15 Juni 2013

Fragile Woman

Ketika hati wanita tersakiti mungkin susah di gambarkan dengan apapun namun hancurnya hati wanita ketika tersakiti lebih dari sekedar gelas yang terjatuh dari atas menara "PRAKKK"....

Ketika hati wanita tersakiti tak banyak yang dapat ia lakukan.

→ Yang ia tahu hanyalah setetes air mata membasahi pipinya.
→ Yang ia tahu hanyalah dadanya terasa sesak.
→ Yang ia tahu hanyalah sebuah tanda cinta-Nya.

⇉ Jika Anda ingin mengenggamnya maka genggamlah dengan halus.

⇉ Jika Anda ingin melepaskannya maka lepaskanlah dengan perlahan. Karena ia adalah makhluk yang sangat rapuh.

⇉ Jika di ibaratkan kaca, maka jangan terlalu kasar membersihkannya karena ia akan menjadi buram.

⇉ Jika Anda meletakannya jangan Anda banting karena ia akan pecah begitu pun hati wanita.

Tak banyak lelaki tahu bagaimana keadaan hati wanita ketika bersedih. Wanita marah bukan berarti ia pemarah melainkan hatinya tengah terluka. Wanita yang cenderung diam bukan berarti ia egois dan cuek atau acuh tak acuh melainkan diam lebih baik darinya.....

MOTIVASI HIDUP

CERITA INSPIRATIF.

Seorang pemuda datang melamar wanita cantik dan kaya , akhirnya terjadilah kesepakatan.

Namun tatkala si wanita mengetahui profesi ibunda si pria, maka si wanita memberi syarat, "pada waktu resepsi pernikahan, ibumu tidak boleh datang"

Setelah berfikir, demi untuk mewujudkan
pernikahannya, si pemuda dgn terpaksa
menyetujuinya.
Namun sebelumnya ia menjumpai salah seorang guru spiritualnya untuk meminta pendapatnya.

Sang guru bertanya, "apa pekerjaan ibumu?

"Aku ditinggal mati ayahku saat umurku 1 tahun, akhirnya untuk membesarkanku, ibuku bekerja sebagai tukang cuci pakaian dan dia berhasil mengantar saya sampai jadi sarjana ". Jawab pemuda itu.

"Begini, hari ini kau pulang, dan kau cuci kedua tangan ibumu, besok kau kembali lagi kesini, aku akan kasih pendapatku" jawab sang guru.

Pulanglah pemuda itu, dan dia mendekati ibunya dan mencuci kedua tangannya, dia melihat begitu kasarnya tangan ibunya, ada bekas2 luka dan kulit yg terkelupas, ia melihat pemandangan itu sambil mencucurkan air mata.

Dan akhirnya ia tidak tahan untuk menunggu hari esok, dia datangi lagi sang guru dan si pemuda berkata;

"AKU TIDAK AKAN MENGORBANKAN BUNDAKU UNTUK SIAPAPUN".

Banyak di antara kita yg sering melupakan budi baik ibu kita. Demi kenikmatan semu.
Maka saatnya kita mencuci kedua tangan ibu kita yg selalu membelai kita dan membersihkan kita, Karena suatu saat belaian itu akan pergi dan kau akan kehilangan tiket masuk surgamu.

“Hormatilah ayahmu dan ibumu, supaya lanjut umurmu di tanah yang diberikan Tuhan, Allahmu, kepadamu.”
(Keluaran 20:12).

Sahabatku yang terkasih,.....
Sudahkah kita mengasihi dan menyayangi Ibunda kita ??

Lakukanlah sekarang, bukan dgn kata-kata tapi dengan perbuatan yang nyata!!!!!
Sebelum terlambat !

TUHAN Mengasihi, Memberkati & Menyertai kita selalu..

Michael Wong-Guang Liang

Guang Liang - Tong Hua 

wang le you duo jiu
zai mei ting dao ni
dui wo shuo ni zui ai de gu shi
wo xiang le hen jiu
wo kai shi huang le
shi bu shi wo you zuo cuo le shen me

#
ni ku zhao dui wo shuo
tong hua li du shi pian ren de
wo bu ke neng shi ni de wang zi
ye xu ni bu hui dong
cong ni shuo ai wo yi hou
wo de tian kong xing xing dou liang le

*
wo yuan bian cheng tong hua li
ni ai de na ge tian shi
zhang kai shuang shou
bian cheng chi bang shou hu ni
ni yao xiang xin
xiang xin wo men hui xiang tong hua gu shi li
xin fu he kuai le shi jie ju

Repeat # and *
wo yao bian cheng tong hua li
ni ai de na ge tian shi
zhang kai shuang shou
bian cheng chi bang shou hu ni
ni yao xiang xin
xiang xin wo men hui xiang tong hua gu shi li
xin fu he kuai le shi jie ju

wo hui bian cheng tong hua li
ni ai de na ge tian shi
zhang kai shuang shou
bian cheng chi bang shou hu ni
ni yao xiang xin
xiang xin wo men hui xiang tong hua gu shi li
xin fu he kuai le shi jie ju

yi qi xie wo men de jie ju

 

Jumat, 22 Februari 2013

Mama U Are Number One For Me


Number One For Me – Maher Zain

I was a foolish little child
Crazy things I used to do
And all the pain I put you through
Mama now I’m here for you

For all the times I made you cry
The days I told you lies
Now it’s time for you to rise
For all the things you sacrificed


Oooh
If I could turn back time rewind
If I could make it undone I swear that I would
I would make it up to you


Oooh
If I could turn back time rewind
If I could make it undone I swear that I would
I would make it up to you


Mom I’m all grown up now
I’ts a brand new day
I’d like to put a smile on your face everyday


Mom I’m all grown up now
And it’s not too late
I’d like to put a smile on your face everyday


You know you are the number one for me
You know you are the number one for me
You know you are the number one for me
Oh oh
number one for me


Now I finally understand
That famous line
About the day I’d face in time
Coz now I have a child of mine


Even though I was so bad
I’ve learnt so much from you
Now I’m trying to do it too
Love my kids the way you do


Oooh
If I could turn back time rewind
If I could make it undone I swear that I would
I would make it up to you


Oooh
If I could turn back time rewind
If I could make it undone I swear that I would
I would make it up to you


Mom I’m all grown up now
I’ts a brand new day
I’d like to put a smile on your face everyday


Mom I’m all grown up now
And it’s not too late
I’d like to put a smile on your face everyday


You know you are the number one for me
You know you are the number one for me
You know you are the number one for me
Oh oh
number one for me


There is no one in this world
That can take your place
Oooh I’m sorry for ever taken you for granted

I will use every chance I get
To make you smile
Whenever I’m around you

Now I will to try to love you
Like you love me
Only God knows how much you mean to me


Oooh
If I could turn back time rewind
If I could make it undone I swear that I would
I would make it up to you


Oooh
If I could turn back time rewind
If I could make it undone I swear that I would
I would make it up to you


Mom I’m all grown up now
I’ts a brand new day
I’d like to put a smile on your face everyday


Mom I’m all grown up now
And it’s not too late
I’d like to put a smile on your face everyday


The number one for me
The number one for me
The number one for me
Oh oh
Number one for me



Kamis, 21 Februari 2013

SUSTABER GIRL'S




Suatu ketika di ruang kelas sekolah menengah, terlihat suatu percakapan yang menarik. Seorang Pak Guru, dengan buku di tangan, tampak menanyakan sesuatu kepada murid-muridnya di depan kelas. Sementara itu, dari mulutnya keluar sebuah pertanyaan.

"Anak-anak, kita sudah hampir memasuki saat-saat terakhir bersekolah disini. Setelah 3 tahun, pencapaian terbesar apa yang membuat kalian bahagia ?. Adakah hal-hal besar yang kalian peroleh selama ini ?"

Murid-murid tampak saling pandang. Terdengar suara lagi dari Pak Guru, "Ya, ceritakanlah satu hal terbesar yang terjadi dalam hidup kalian ..."

Lagi-lagi semua murid saling pandang, hingga kemudian tangan Pak Guru itu menunjuk pada seorang murid.

"Nah, kamu yang berkacamata, adakah hal besar yang kamu temui ? Berbagilah dengan teman-temanmu ..."

Sesaat, terlontar sebuah cerita dari si murid, "Seminggu yang lalu, adalah saat-saat yang sangat besar buat saya. Orang tua saya, baru saja membelikan sebuah motor, persis seperti yang saya impikan selama ini."

Matanya berbinar, tangannya tampak seperti sedang menunggang sesuatu. "Motor sport dengan lampu yang berkilat, pasti tak ada yang bisa mengalahkan kebahagiaan itu !"

Pak Guru tersenyum.
Tangannya menunjuk beberapa murid lainnya.
Maka, terdengarlah beragam cerita dari murid-murid yang hadir.

Ada anak yang baru saja mendapatkan sebuah mobil.
Ada pula yang baru dapat melewatkan liburan di luar negeri.
Sementara, ada murid yang bercerita tentang keberhasilannya mendaki gunung.

Semuanya bercerita tentang hal-hal besar yang mereka temui dan mereka dapatkan. Hampir semua telah bicara,hingga terdengar suara dari arah belakang.

"Pak Guru ... Pak, saya belum bercerita."

Rupanya, ada seorang anak di pojok kanan yang luput dipanggil.

Matanya berbinar. Mata yang sama seperti saat anak-anak lainnya bercerita tentang kisah besar yang mereka punya.

"Maaf, silahkan, ayo berbagi dengan kami semua," ujar Pak Guru kepada murid berambut lurus itu.

"Apa hal terbesar yang kamu dapatkan ?" ujar Pak Guru mengulang pertanyaannya kembali.

"Keberhasilan terbesar buat saya, dan juga buat keluarga saya adalah ... saat nama keluarga kami tercantum dalam Buku Telepon yang baru terbit 3 hari yang lalu."

Sesaat senyap.

Tak sedetik, terdengar tawa-tawa kecil yang memenuhi ruangan kelas itu.
Ada yang tersenyum simpul, terkikik-kikik, bahkan tertawa terbahak mendengar
cerita itu.

Dari sudut kelas, ada yang berkomentar, "Ha ? Saya sudah sejak lahir menemukan nama keluarga saya di Buku Telepon.

Buku Telepon ?
Betapa menyedihkan ... hahaha ..."

Dari sudut lain, ada pula yang menimpali, "Apa tak ada hal besar lain yang kamu dapat selain hal yang lumrah semacam itu ?"

Lagi-lagi terdengar derai-derai tawa kecil yang masih memenuhi ruangan.
Pak Guru berusaha menengahi situasi ini, sambil mengangkat tangan.

"Tenang sebentar anak-anak, kita belum mendengar cerita selanjutnya. Silahkan teruskan, Nak ..."

Anak berambut lurus itu pun kembali angkat bicara.

"Ya, memang itulah kebahagiaan terbesar yang pernah saya dapatkan.
Dulu, Papa saya bukanlah orang baik-baik.
Karenanya, kami sering berpindah-pindah rumah.
Kami tak pernah menetap, karena selalu merasa di kejar polisi."

Matanya tampak menerawang.
Ada bias pantulan cermin dari kedua bola mata anak itu, dan ia melanjutkan.

" Tapi, kini Papa telah berubah.
Dia telah mau menjadi Papa yang baik buat keluarga saya.
Sayang, semua itu tidak butuh waktu dan usaha.

Tak pernah ada Bank dan Yayasan yang mau memberikan pinjaman modal buat bekerja. Hingga setahun lalu, ada seseorang yang rela meminjamkan modal buat Papa saya.

Dan kini, Papa berhasil.
Bukan hanya itu, Papa juga membeli sebuah rumah kecil buat kami.
Dan kami tak perlu berpindah-pindah lagi."

"Tahukah kalian, apa artinya kalau nama keluarga saya ada di Buku Telepon?

Itu artinya, saya tak perlu lagi merasa takut setiap malam dibangunkan Papa untuk terus berlari. Itu artinya, saya tak perlu lagi kehilangan teman-teman yang saya sayangi.

Itu juga berarti, saya tak harus tidur di dalam mobil setiap malam yang dingin. Dan itu artinya, saya, dan juga keluarga saya, adalah sama derajatnya dengan keluarga-keluarga lainnya."

Matanya kembali menerawang. Ada bulir bening yang mengalir.

" Itu artinya, akan ada harapan-harapan baru yang saya dapatkan nanti ..."

Kelas terdiam.
Pak Guru tersenyum haru.
Murid-murid tertunduk.

Mereka baru saja menyaksikan sebuah fragmen tentang kehidupan. Mereka juga baru saja mendapatkan hikmah tentang pencapaian besar, dan kebahagiaan.

Mereka juga belajar satu hal :
" Bersyukurlah dan berbahagialah setiap kali kita mendengar keberhasilan orang lain. Sekecil apapun ...Sebesar apapun ..."
^O^

^O^