“AYAH”
Sedalam laut seluas langit
cinta selalu tak bias di ukur
begitulah Ayahku mengurai waktu meneteskan keringat dan rindunya untuk aku
cinta selalu tak bias di ukur
begitulah Ayahku mengurai waktu meneteskan keringat dan rindunya untuk aku
Ayah pergi sangat pagi
tapi saat pulang ia tak lupa menjinjing pelangi
dan menguraikan warnanya
satu persatu pada Aku
tapi saat pulang ia tak lupa menjinjing pelangi
dan menguraikan warnanya
satu persatu pada Aku
Waktu memang tak akrab dengan
aku dan ayah
tetapi di dalam buku harianku
tak pernah ada badai ataupun duka karena
Ayah dan tawa yang selalu bersamaku
tetapi di dalam buku harianku
tak pernah ada badai ataupun duka karena
Ayah dan tawa yang selalu bersamaku

Tidak ada komentar:
Posting Komentar